Kanker mulut rahim (serviks) merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering ditemukan di antara penyakit kanker ginekologik. Penyakit inipun menjadi momok yang paling menakutkan bagi kaum wanita. Tapi sebetulnya, penyakit ini bisa dicegah bila Anda memiliki gaya hidup yang sehat, salah satunya adalah dengan tidak merokok. Sebab wanita yang memiliki kecenderungan merokok persentasenya lebih besar terkena kanker serviks. Lantas, bagaimana sebetulnya proses hingga terjadinya kanker serviks?
Sesuai namanya, kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus. Daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang vagina. Kanker mulut rahim ditandai dengan tumbuhnya sel-sel pada mulut rahim yang tidak lazim (abnormal). Sebelum menjadi sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang alami sel tersebut bertahun-tahun.
“Kanker leher rahim biasanya diawali dengan keputihan yang terus-menerus. Keputihan agak kental dan lengket, bercampur dengan darah. Jika seorang wanita mengalami seperti ini, badannya semakin kurus, pucat, dan selera makan menurun” kata dr JM Seno Adjie SpOG (K), Konsultan Kebidanan pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kanker leher rahim, sambung Seno, memiliki beberapa stadium. Pada stadium awal, kanker ini sulit terdeteksi. Pada tahap prakanker atau displasia sampai stadium satu, praktis tidak ada keluhan yang dirasakan. Baru menginjak stadium dua dan tiga, mulai terlihat adanya keluhan. Salah satu tandanya adalah keluar darah sewaktu berhubungan seks. Sedangkan pada stadium empat, sel kanker mungkin sudah menjalar ke otak dan paru-paru serta beberapa organ tubuh lainnya.
Penyebab Kanker Serviks
Menurut Seno, penyebab kanker leher rahim adalah human papilloma virus (HPV). HPV ini muncul antara lain akibat perilaku sering berganti-ganti pasangan seks. Selain itu, kanker ini juga bisa disebabkan oleh Nikotin (zat racun yang terdapat dalam tembakau atau rokok, red) yang dikandung dalam darah, menjadi pemicu munculnya kanker mulut rahim.
Proses nikotin dalam memicu kanker mulut rahim ini sangat sederhana. Setiap asap rokok yang masuk ke dalam tubuh akan segera merasuk ke dalam aliran darah. Dalam aliran darah yang menyebar ke seluruh tubuh, akan menyinggahi seluruh bagian tubuh, termasuk mulut rahim yang sangat peka terhadap zat nikotin. Zat nikotin tersebut memicu pertumbuhan sel tidak normal. Sel tidak normal inilah yang menjadi biang munculnya kanker mulut rahim.
Bicara pencegahannya, sebenarnya penyakit kanker mulut rahim bisa dicegah sedini mungkin dengan melakukan tindakan yang tepat. Salah satu langkah efektif adalah melalui pendeteksian dini dengan pemeriksaan papsmear, yang bisa mendeteksi perumbuhan sel-sel yang akan menjadi sel kanker. Semakin dini sel-sel abnormal rendah risiko seseorang menderita kanker mulut rahim.
“Tes papsmear adalah suatu pemeriksaan yang aman, murah, dan telah dipakai dikalangan medis selama bertahun-tahun,” kata Seno.
Pemeriksaan ini, sambung Seno, bermaksud mengambil serpihan jaringan mulut dan leher rahim dengan alat khusus. Serpihan jaringan ini kemudian diperiksa di bawah mikroskop, apakah ada sel-sel yang dicurigai. Adanya kecurigaan mendorong dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam stadium dini, kanker leher rahim hampir tanpa keluhan apa-apa, maka pemeriksaan papsmear secara berkala dan sesering mungkin agaknya beralasan sekali. Terutama bagi mereka yang tergolong memliki risiko tinggi untuk terkena kanker ini. Yaitu mereka yang kawin muda sekitar usia 15-20 tahun atau melahirkan anak pertama dalam usia muda sekitar usia itu, mereka yang sering terkena infeksi kelamin, wanita yang sering ganti pasangan, serta wanita perokok.
Bagi kelompok yang memiliki risiko tinggi dianjurkan memeriksakan papsmear sekurang-kurangnya enam bulan sekali. Bagi wanita lain, umumnya pada usia sekitar 40 tahunan, dianjurkan setahun sekali melakukan papsmear. Pemeriksaan papsmear sendiri tidak mematikan kanker, tetapi berguna untuk mendeteksi adanya kanker. Karena 10-20% dari pemeriksaan ini memberikan hasil yang palsu. Artinya, ada kecurigaan adanya sel-sel abnormal, tapi kenyataannya tidak. Misalnya pada infeksi yang berulang-ulang akan memberikan gambaran sel jaringan yang diambil dengan papsmear mirip perubahan sel kanker. Namun kalu masih diragukan, bisa dilakukan pemeriksaan lain, seperti biopsi atau pemerikasaan terhadap organ-organ tubuh lainnya.
Pemeriksaan papsmear memiliki beberapa kelemahan, misalnya bila mengeluarkan cairan dari vagina kurang memadai sehingga sel di dalam nya tidak terlihat. Kelemahan lainnya, mungkin karena zat pewarnaan yang digunakan sudah kedaluwarsa. Kendala lainnya menyangkut human error ketika pemeriksaan dilakukan.
Untuk menghindari kanker mulut rahim, perempuan sebaiknya melakakukan gaya hidup sehat, tidak merokok. Kemudian juga tidak berganti-ganti pasangan dalam berhubungan intim. Hindari kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodorant karena akan menyebabkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker.
Rabu, 13 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar